Selasa, 25 Mei 2010

Sumirah Perias Pengantin

HOBI menjadi pekerjaan. Ungkapan itu cocok untuk Sumirah yang sejak kecil senang berdandan. Kini, sudah 25 tahun dia berkecimpung dalam dunia rias merias.

Meski tergolong perias senior, dia tetap menambah ilmu. Dia tak ingin keterampilannya mandek. ''Saya aktif mengikuti seminar,'' ujar perempuan 68 tahun itu. Seminar yang dimaksud tentu berkaitan dengan dunia rias merias. Termasuk cara menjaga kecantikan yang berhubungan dengan riasan. Bahkan, Sumirah tidak sungkan mengikuti berbagai seminar menyangkut tata rias modern. ''Ilmu pengetahuan bertambah, pengalaman pun makin matang,'' sambungnya.

Sumirah rajin mencari informasi tentang seminar kecantikan dan riasan. Karena itu, dia tetap bisa mengikuti keinginan atau gaya riasan anak muda sekarang. ''Di tempat seminar juga bisa saling bertukar pikiran dengan sesama perias,'' kata nenek empat cucu itu.

Bagi Sumirah, pekerjaannya tersebut merupakan aktivitas seni yang membuatnya tertantang untuk melakukan hal baru. Sumirah mengibaratkan, merias seseorang bagaikan melukis. Tidak bisa asal-asalan karena hasilnya akan memengaruhi penampilan. Misalnya, pada bagian mata. Menurut Sumirah, mata merupakan pusat perhatian. Nah, pulasan eye shadow harus tepat.

Selain itu, merias pengantin harus mematuhi aturan atau pakem yang telah ditentukan. ''Kalau orang yang senang dengan seni, pasti bisa melakoni aktivitas di dunia (merias) ini,'' ujar wanita kelahiran Madiun tersebut.

Bagi Sumirah, adaptasi itu berlangsung mudah. Sebab, merias berawal dari hobi yang dia senangi. Kemudian, dia belajar merias dengan benar pada sebuah sanggar. Hingga akhirnya, Sumirah memberanikan diri untuk merias pengantin secara mandiri. ''Pada 1985, saya mulai merias,'' katanya.

Saat itu, Sumirah harus memulai segalanya dari nol. Yang dia miliki adalah modal keberanian dan ilmu merias yang ditimba dari sanggar. Soal peralatan, dia sudah punya, tapi belum selengkap sekarang. Bahkan, orang yang dirias baru tetangga dan kerabat. ''Kalau sekarang sudah ke mana-mana. Acara di gedung hingga pengantin di luar kota,'' imbuhnya.

Tidak hanya itu. Ketika anak-anaknya menikah, Sumirah tidak tinggal diam. Dia sendiri yang merias buah hatinya pada hari bersejarah tersebut. Dengan harapan, anak-anaknya mendapatkan riasan yang baik. ''Yang penting, saya tahu bagian yang harus ditonjolkan dan bagian yang harus ditutupi,'' tegasnya.













Jawapos ;25 Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar